Mana yang lebih menarik: membuat film panjang atau film pendek?
Sulit juga, nih. Saya sudah bikin 15-16 film panjang, tapi jumlah film pendek saya tidak begitu banyak. Ada beberapa film pendek naratif, ada dokumenter pendek juga. Jumlahnya terlalu timpang untuk dibandingkan.
Film pendek tidak lagi jadi wilayah yang bisa saya jadikan medium saya. Sulit membadingkannya. Saya kebetulan bekerja di rumah produksi bersama rekan yang juga seorang produser. Proses pengembangan materi film yang terjadi biasanya lebih diarahkan untuk film panjang, karena memang diniatkan untuk menjangkau penonton seluas-luasnya..
Kemudian, jalur distribusi yang lebih aman saat ini adalah untuk film panjang, atau untuk bioskop. Sebagai pembuat film, saya mencintai kesempatan membuat film karena saya bisa menceritakan sesuatu. Kisaran 2003-2004 saya sempat membuat film pendek berjudul Tak Kau Kunanti. Pemainnya Jajang C. Noer. Itu tidak lama setelah saya bikin Gie.
Film [pendek] itu pada akhirnya dibuat karena ada kesempatan berkolaborasi dengan beberapa sutradara Asia Tenggara. Kami bikin karya bersama yang kemudian dijadikan omnibus. Saya seneng banget dengan kesempatan itu. Saya mencari ide, lalu menulis naskah yang cenderung lebih "bebas", dengan anggaran produksi yang juga lebih fleksibel. Risikonya tidak terlalu besar. Saya jadi bisa lebih bermain-main dengan narasi. Sangat fulfilling, bebas, lebih tidak ada risiko ekonomi yang besar. Jadi semuanya terasa menyenangkan.
Tapi lagi-lagi, bukan berarti membuat film panjang lebih memusingkan. Setiap bentuk film pasti punya tantangan dan persoalannya masing-masing.
Selain sebagai sutradara, Mas Riri juga sempat jadi produser film. Mana yang lebih Mas suka?
Menjadi sutradara adalah pekerjaan yang bagi saya sangat menyenangkan. Saat bekerja di lapangan, saya rasa it's the best thing that I can do as a person. Saya bekerja dengan para pemain, saya menempatkan dan memikirkan letak kamera agar bisa menceritakan nuansa secara utuh. Saya sangat menikmati proses itu. Saya selalu ingin menciptakan momen yang luar biasa lewat sebuah adegan. Menjadi sutradara sangat menyenangkan.
Saya rasa saya belum mencapai titik di mana saya benar-benar harus berperan sebagai produser. Alasannya, tidak semua cerita di Rumah Produksi Miles cocok buat saya. Ketika ada sebuah cerita yang saya rasa kurang pas untuk saya, biasanya kami memikirkan orang yang lebih tepat untuk menyutradarai film tersebut. Nah, lalu saya bantu Mira Lesmana jadi produser pendamping yang berbagi tanggung jawab di beberapa aspek tertentu. Misalnya, di aspek cerita, naskah, atau pasca-produksi. Saya ikut terlibat di dalam proses itu. Jadi, menjadi produser film sampai saat ini belum jadi pekerjaan utama saya.
Mungkin suatu hari. Sekarang ini saya masih lebih nyaman sebagai sutradara. Saat rumah produksi ini berkembang menjadi lebih besar dan memproduksi lebih banyak film, di saat itulah saya harus bisa mengambil sikap dan menjadi produser sepenuhnya.
Regular
Italic
Bold
The rich text element allows you to create and format headings, paragraphs, blockquotes, images, and video all in one place instead of having to add and format them individually. Just double-click and easily create content.
A rich text element can be used with static or dynamic content. For static content, just drop it into any page and begin editing. For dynamic content, add a rich text field to any collection and then connect a rich text element to that field in the settings panel. Voila!
Headings, paragraphs, blockquotes, figures, images, and figure captions can all be styled after a class is added to the rich text element using the "When inside of" nested selector system.