Bicara komik Indonesia, yang muncul di pikiran kebanyakan orang adalah salah satu komik yang menonjol dan dibaca oleh banyak kalangan adalah karya komikus Muhammad “Mice” Mirsad. Dulu, memang kita biasa melihat kolom-kolom komik strip karyanya dengan nama Benny & Mice. Namun sejak tahun 2010, komik itu berganti nama menjadi Mice Cartoon Indonesia.
20 tahun lebih berkarya, di tahun lalu, Mice baru saja merayakan genapnya tahun dalam pengkaryaannya lewat sebuah pameran dengan tajuk Indonesia Senyum-20 Tahun Mice Berkarya. Pameran ini diapresiasi oleh banyak penikmat komik dan ilustrasi karya Mice. Sebagai masyarakat Indonesia yang merasa mendapat banyak korelasi serta relevansi dari karya-karya Mice, tidak heran tiap-tiap karya Mice kita rayakan.
Satir, membalut isu sosial dan politik dan “Jakarta banget” itulah kebanyakan hal yang diingat hangat di pikiran para pembaca komik Mice. Belum lagi ditambah dengan kekhasan karakter Mice yang komikal dan luwes.
Baca Juga: Jurnalis Komik: Berangkat dari Kekosongan Dunia Jurnalisme
Sebagai senior di industri komik, sosok Mice tentu dianggap memiliki banyak insights dari pengalaman puluhan yang pernah ia lewati selama ini. Lewat wawancaranya dengan Crafters, ia menjelaskan soal pergeseran media, tanggapannya akan industri kreatif, impian project ke depannya, serta pesannya kepada para komikus yang tengah berkembang. Berikut wawancaranya.
Artinya selain pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup, ya ini juga kebahagiaan bisa melakukan hal yang saya senangi selama 20 tahun lebih sedikit.
Tantangan terbesar adalah mendapatkan tema cerita yang menarik, karena teknologi dan media membuat orang mudah mendapatkan informasi bahkan cenderung berlebihan, kemudian juga orang-orang semakin mudah membuat konten kemudian langsung upload tanpa ada redaksi atau pun editor.
Tanggapan saya tentang booming komik strip yang sedang marak sih seru dan semakin kompetitif. Kritik untuk komik strip saat ini mungkin terhadap kualitas gambar atau tenik gambar yang kurang bagus, mungkin karena kreatornya malas atau karena kecepatan teknologi dan media saat ini hingga membuat kreator buru-buru berkarya saja.
Saya harap pameran ini bisa menjadi ``kompor`` untuk komikus sekarang atau masa yang akan datang untuk berkarya di atas media kertas atau kanvas juga (manual). Menggunakan pensil, spidol, kuas, dan peralatan manual lainnya.
1. Cerita 2. Eksekusi 3. Teknik gambar
Sebenarnya untuk tema politik saat ini di Indonesia sudah seperti tema gosip entertainment saja, hahaha. Orang-orang suka mengikuti dan mengkritik, komikus adalah katalisator atau kanal penyalur pikiran orang-orang yang suka dengan tema politik.
20 tahun lalu saya sudah mulai dengan tema-tema sosial, lalu tema politik ketika saya membuat komik Indonesia 1998 (dibuat tahun 1997). Jadi, dari awal memang sudah membuat komik satir dengan tema sosial dan politik.
Komikus sekarang jauh lebih mudah bila dibandingkan zaman saya dulu (20 tahun lalu). Untuk membuat karya dikenal, tinggal membuat akun sosmed lalu menampilkannya di media sosial. Tinggal satu langkah lagi untuk membuat semakin dikenal yaitu konsistensi dalam menayangkan karyanya di media sosial.
Kalau dulu, saya harus mendatangi kantor penerbit dan media dengan membawa karya saya, lalu harus melalui “saringan” editor, juga kritik dan saran dari mereka. Bagusnya proses zaman dulu adalah saya mendapat banyak pemikiran/ide/cerita dari para editor dan pimpinan media tersebut.
Iya, berikutnya adalah pameran tunggal original artwork, yang rencananya akan diadakan di 2020. Saya akan tampilkan karya-karya asli selama 20 tahun berkarya. Tantangannya adalah mengumpulkan kertas-kertas gambar saya dan mengurutkannya lalu akan dikemas oleh kurator. Pameran ini akan memperlihatkan proses kreatif saya selama 20 tahun yang saya sendiri pun akan kaget melihatnya, hehehe.
Oh iya, mungkin komikus zaman sekarang kebanyakan mengerjakan komiknya di gadget atau di komputer jadi hampir semuanya digital, jadi mungkin mereka tidak punya original artwork di kertas atau kanvas. Saya harap pameran ini bisa menjadi “kompor” untuk komikus sekarang atau masa yang akan datang untuk berkarya di atas media kertas atau kanvas juga (manual). Menggunakan pensil, spidol, kuas, dan peralatan manual lainnya.
Kepengen bikin komik untuk anak-anak. Kebetulan baru saja karya saya yang berjudul Rumah Mice beredar di toko buku, itu adalah komik tentang keluarga saya. Isinya ya tentang kehidupan sehari-hari keluarga. Saat ini, bisa dibilang komik Indonesia dengan tema keluarga dan anak-anak sangat jarang. Kebanyakan komik-komik Jepang atau Korea yang diterjemahkan di sini.
Bentuk lain yang kepengen banget saya garap adalah animasi film pendek. Baru nyoba bikin empat di channel YouTube Mice Cartoon Indonesia. Kepengen banget juga membuat film serial animasi di TV dan film animasi durasi panjang untuk diputar di bioskop. Sudah saatnya Indonesia membuat film animasi sendiri dengan rutin, dan didukung oleh industri televisi dan bioskop.
Baca Juga: Andhika Muksin: Kolase Digital Gabungan Kultur Pop dan Disney!
Banyak sekali kalau kepengen sih, dengan komikus seperti komikazer, banggaber, komikluks, si juki, sheilasplayground, dsb. Kepengen juga dengan penulis naskah film atau sastrawan sih, Bisa berkolaborasi dengan artist lain itu sebuah kebanggan sekaligus proses kreatif untuk lebih baik lagi.
Waduhhh ini susah banget. Komikazer, komikluk, banggaber. Saya sebut mereka karena mungkin karena saya lagi sering komunikasi sama mereka jadi sering baca karyanya.
Berkarya terus dan gambar terus, eksplorasi terus. Bikin tim: ada yang ikut membuat cerita dan ada yang memikirkan bisnis.
Regular
Italic
Bold
The rich text element allows you to create and format headings, paragraphs, blockquotes, images, and video all in one place instead of having to add and format them individually. Just double-click and easily create content.
A rich text element can be used with static or dynamic content. For static content, just drop it into any page and begin editing. For dynamic content, add a rich text field to any collection and then connect a rich text element to that field in the settings panel. Voila!
Headings, paragraphs, blockquotes, figures, images, and figure captions can all be styled after a class is added to the rich text element using the "When inside of" nested selector system.