Seorang kreator konten perlu memahami mekanisme media planning atau perencanaan media untuk mendistribusikan pesan seoptimal mungkin. Harapannya tentu agar pesan dapat tersebar seluas-luasnya dengan ongkos seminimal mungkin.
Jakarta Creators Meetup, 13 Februari 2020, mengangkat tema Membuat Media Plan yang Efisien untuk Klien. Membahas seputar tren, tata cara memilih channel, sampai mengukur kesuksesannya. Mengundang serta tiga pembicara, Meutia Adryana (Managing Director, Leverate Media Asia), Miftachul Huda (Associate Media Director, Endeecom), dan Faradi Bachri (Country Director, ada).
Menyoal tren media planning, Faradi mengutarakan bahwa hal ini membuat ekspektasi klien bagi media digital jadi lebih tinggi. Agency harus mempelajari lebih banyak hal mutakhir dan mampu beradaptasi dengan perubahan tren. Saat tren berubah, otomatis metode-metode yang lazim digunakan juga berubah secara perlahan. Dalam konteks media digital misalnya, cookies tidak lagi relevan dan algoritma mesin pencari terus mengalami pembaruan secara berkala.
Miftachul menambahkan bila sumber data yang masih dijadikan acuan hingga saat ini masih dari Nielsen. Sumber data ini memungkinkan kita untuk mempelajari perubahan pola konsumsi media, kemunculan ragam media kretif, sampai tuntutan klien yang semakin kompleks. Karena itu, media planning menuntut kerja media planner yang kreatif. Seorang media planner kreatif sejatinya tahu dan paham konten kreatif yang tepat guna untuk materi pesannya (misal: materi TVC), mampu membidik program atau channel yang tepat, serta kreatif dalam penggunaan data yang tidak melulu bergantung pada tools.
Lalu, bagaimana dengan langkah-langkahnya? “Semua harus dimulai dengan riset.” tutur Meutia. Riset yang komprehensif dan terarah berperan penting dalam membuat kerangka media planning. Dengan riset yang tepat, kita dapat menganalisa target audience, mengintip market insights, sekaligus memahami indepth product knowledge. Baru setelahnya kita berkutat dengan isu-isu kreatif, termasuk mengemasnya dengan copywriting yang kreatif.
Baca Juga: Menghadirkan Konten Berbasis Data
Kemudian, kita bisa menentukan media mana yang akan digunakan. Apakah media konvensional (televisi, radio, cetak), media digital, dan apakah kita perlu menggunakan jasa influencer? Semuanya tergantung dari hasil riset terhadap target audience kita. Termasuk dengan goals dan KPI yang kita incar. Problem yang kerap terjadi adalah masih banyak orang dan perusahaan yang merancang media planning dengan berdasar asumsi dan menyepelekan riset.
Tiga langkah awal ini setelahnya dapat kita monitor secara intensif dalam rangka menentukan medium mana yang paling efektif dalam skema ROI (Return of Investmen). Lewat mekanisme monitoring ini, kita dapat menyusun laporan yang matang, termasuk menganalisa performa, audience behavior, market, dan produk yang kita pasarkan.
Baca Juga: Agensi Favorit Brand
Secara garis besar, seluruh komponen yang disinggung sebelumnya akan mengerucut ke dalam satu tantangan, yakni bagaimana dengan anggaran minimal, campaign goal atau pesannya dapat dicapai dengan maksimal. Hal ini berkesinambungan dengan teknik pengolahan data (misal: data rating, share, index, content) yang disesuaikan dengan kebutuhkan klien atau brand.
“Yang paling utama adalah -lewat pengolahan data yang tepat- kita harus bisa menjelaskan logika budgeting dengan baik ke klien.” sambung Faradi.
Regular
Italic
Bold
The rich text element allows you to create and format headings, paragraphs, blockquotes, images, and video all in one place instead of having to add and format them individually. Just double-click and easily create content.
A rich text element can be used with static or dynamic content. For static content, just drop it into any page and begin editing. For dynamic content, add a rich text field to any collection and then connect a rich text element to that field in the settings panel. Voila!
Headings, paragraphs, blockquotes, figures, images, and figure captions can all be styled after a class is added to the rich text element using the "When inside of" nested selector system.