Konsisten membuat ilustrasi tematik bisa jadi menantang untuk para ilustrator. Namun, untuk memilih tema politik? Tentu sebuah tantangan yang butuh keberanian besar di baliknya.
Untuk menjadi netral, memilih angle yang tepat serta penyampaian visualnya harus digodok matang tentunya. Hari Prast, atau Hari Merdeka sudah mulai mengangkat isu-isu politik dalam karyanya sejak 2014. Lewat akun pribadinya, dan akun kolektifnya yang disebut #KaryaAdalahDoa, Hari memutuskan untuk konsisten menyebarkan positivity lewat karya-karya ilustrasinya. Dengan gaya karakter yang terinspirasi dari komik The Adventures of Tintin, Hari selalu berhasil melakukan kombinasi kultur Indonesia dengan obyek lainnya.
Hari Prast bukan hanya seorang ilustrator. Namun, sebagai salah satu pelaku industri kreatif di Indonesia, ia merasa memiliki sebuah misi yang besar: menjaga kebhinekaan dan memberantas hoax lewat karyanya.
Bicara soal prestasi personal, bisa jadi salah satunya yang paling dibanggakan Hari adalah mendapat apresiasi dari Presiden Jokowi pada tahun 2014 lalu. Setelah itu, rasanya melihat karya Hari di akun media sosial Pak Jokowi, bukan hal yang mengejutkan lagi.
Baru-baru ini, salah satu karya ilustrasi buatannya yang dibuat untuk merespon pidato presiden soal perumpamaan serial Game of Thrones dengan keadaan ekonomi Indonesia berhasil mendorong Hari untuk membuat sebuah ilustrasi istimewa yang berhasil viral. Ya, terlihat Pak Jokowi berdiri di sebelah singgasana Iron Throne menggunakan pakaian daerah.
Responsif, juga menjadi hal yang perlu diapresiasi besar dari karya-karya Hari. Bahkan, karena cepatnya ia merespon suatu isu, Hari pernah mendapatkan pujian dari Kaesang, putra presiden Jokowi di akun Instagram-nya. Kali ini, Crafters berkesempatan berbincang dengan Hari seputar pemilihan tema, pertimbangan dan misi terbesarnya dalam mengangkat isu politik dalam karyanya.
Baca Juga: Rukii Naraya: Pentingnya Mengenali Diri Sendiri dan Berkarya untuk Masyarakat
Pertama kali membuat karya yang bertemakan budaya lokal dan politik karena dulu pernah nyemplung di dunia iklan. Di situ saya selalu berusaha memasukkan konten lokal dalam membuat iklan, sehingga kebawa ke gaya komunikasi ilustrasi saya. Kalau bicara soal tema politik, saya merasa karena saat ini belum cukup banyak yang membuat ilustrasi bertemakan politik sepertinya. Kebanyakan bentuknya komik dan karikatur, lalu saya berpikir, kenapa enggak saya coba.
Saya banyak bermain ilustrasi di media sosial, dan kebanyakan materi media sosial saat ini isinya hoax (apalagi di ranah politik). Karena buat saya itu berbahaya, dan teman saya pernah bilang kalau hoax itu seperti penyakit yg dimasukkan ke tubuh kita; kita mesti mengobatinya agar bisa kebal dari penyakit tersebut. Nah, saya ingin jadi salah satu obat tersebut, dengan membuat karya-karya yang bersifat positif.
Tentu ada. Saya selalu percaya dengan membuat karya secara konsisten, maka lama kelamaan orang akan sadar (paling tidak menengok) apa yg ingin kita sampaikan. Nah, karena itu saya selalu berusaha konsisten untuk menyampaikan pesan yang bernuansa positif dan kebanyakan saya balut dengan humor atau joke lokal, agar pesannya ndak terasa berat dan masih bisa dinikmati banyak kalangan.
Simple sih: orang jadi bangga akan kebhinekaan yang ada di Indonesia. Hahaha, ndak simple, ya?
Ya, beberapa kali dapat kritikan, tapi kalau sifatnya membangun, ya saya terima dan saya dengarkan. Tapi kalo sifatnya asal mengkritik, lebih baik dicuekin saja. Wong saya dalam membuat karya ndak bermaksud menyerang siapa pun atau golongan tertentu kok selama ini.
Bangga sekali, pastinya. Sempet kampungan gitulah, sudah pasti itu. Saya pamerin ke semua orang dan semua akun, hahaha.. Ndeso, tapi ya itu tadi, kalau kita fokus dengan apa yang kita ingin capai, sabar-sabar saja, nanti pada ujungnya pasti akan ada yang bisa dipetik.
Baca Juga: Kemas Acil: Membuka Mata Soal Seni Ilustrasi
Tetap mencari ide soal apa saja yg bisa diilustrasikan, dan kemudian akan saya unggah ke akun saya di media sosial, ataupun menyelenggarakan pameran-pameran bersama teman-teman saya.
Teman saya pernah bilang kalau hoax itu seperti penyakit yg dimasukkan ke tubuh kita; kita mesti mengobatinya agar bisa kebal dari penyakit tersebut. Nah, saya ingin jadi salah satu obat tersebut, dengan membuat karya-karya yang bersifat positif.
Cek dan ricek dulu yang pasti dan ndak sembrono. Karena karya saya banyak memakai angle politik (yang cukup sensitif), saya pasti melakukan diskusi terlebih dahulu dengan orang-orang terdekat, seperti istri saya, teman-teman dekat yang paham isunya, dll.
Bahkan, tidak jarang saya sudah membuat sebuah karya hingga selesai tapi lalu saya jadi tidak yakin untuk mengunggahnya. Itu gunanya diskusi. Ada beberapa karya yang batal saya unggah. Apalagi bicara sekarang, akan lebih riskan untuk mengambil isu-isu politik. Walaupun begitu, saya tetap berusaha mengambil angle positifnya.
Membuat sebuah karya ilustrasi yang berseri dan bisa diterima banyak pihak.
Terus bereksperimen, bereksplorasi dan terus konsisten dengan apa yang mau dikejar dan diraih.
Regular
Italic
Bold
The rich text element allows you to create and format headings, paragraphs, blockquotes, images, and video all in one place instead of having to add and format them individually. Just double-click and easily create content.
A rich text element can be used with static or dynamic content. For static content, just drop it into any page and begin editing. For dynamic content, add a rich text field to any collection and then connect a rich text element to that field in the settings panel. Voila!
Headings, paragraphs, blockquotes, figures, images, and figure captions can all be styled after a class is added to the rich text element using the "When inside of" nested selector system.