Kolase atau penggabungan dua elemen karya kembali populer belakangan ini. Dengan teknologi yang makin mumpuni, kolase tersebut tidak hanya dapat dilakukan secara tradisional, namun juga digital. Menariknya dari seni kolase digital ini adalah kemungkinan karya yang diciptakan oleh si kreator. Di kolase digital ini, yang membuat sebuah karya menonjol adalah tema yang diangkat.
Hal ini dengan amat baik dilakukan oleh Andhika Muksin. Seorang kreator asal Indonesia yang namanya sudah dikenal lewat artikel-artikel luar negeri seperti HYPEBLAZE, BoredPanda, BuzzFeed hingga 9gag. Selain sibuk bekerja sebagai seorang Senior Creative di sebuah perusahaan, Andhika Muksin selalu menyempatkan untuk mengunggah karya-karya lewat akun Instagramnya. Apa sih tema yang diangkat Andhika hingga ia mampu memperkenalkan karya-karya kolase digitalnya ke seluruh dunia?
Baca Juga: Resatio Adi Putra dan Rahasia Seni Kolase
Dari banyak ketertarikan kultur pop, secara spesifik; karakter-karakter Disney, Andhika menggabungkan keduanya dan menjadikan karakter-karakter tersebut terkesan lebih hidup, komikal, dan dekat dengan realita.
Contohnya, belakangan ini, Andhika membuat serangkaian karya dengan tema karakter Disney jika berada di dunia nyata–yang tidak semuanya indah. Ia menggabungkan, mengedit dan menyesuaikan karakter seperti Cinderella saat melakukan video call, wajah Jasmine saat karpet ajaib bergerak turun ekstrem dengan kecepatan tinggi dan Snow White saat makan apel beracun.
Gambaran-gambaran “sempurna” dari para putri Disney ini digambarkan ulang oleh Andhika ke sebuah realita baru–realita yang dekat dengan kehidupan yang sebenarnya.
Lewat karya kolase digitalnya, Andhika seakan menyampaikan bahwa kesempurnaan itu tidak nyata dan membantu kita untuk berimajinasi serta melihatnya dari visual yang ia hadirkan.
Crafters menghubungi Andhika Muksin untuk mengetahui dan belajar langsung soal karya kolase digital yang dilakukannya. Berikut wawancaranya.
Alasannya cukup sederhana, penggabungan karakter Disney dengan berbagai foto selebritas itu terjadi karena keterbatasan waktu. Beberapa tahun sebelumnya, saya sempat fokus dengan karier melukis portrait menggunakan cat akrilik. Namun, karena jadwal kerja yang cukup padat, saya kesulitan membagi waktu antara melukis dan kantor, jadilah saya banyak eksplorasi digital collage karena relatif cepat dalam pengerjaan.
Saya pribadi memang menyukai aneka berita entertainment: film terbaru, musik baru, reality show, dan sebagainya. It’s an easy escape after a long day’s work. Kembali ke perihal keterbatasan waktu, saya banyak mengerjakan karya just for fun, I stopped “trying” and more just “doing” what i like, hence, hasil akhirnya banyak memadukan hal-hal easy escape tersebut.
I guess some stuff that I personally experienced, heard or read on the internet, or talked with friends, somehow seeps into that creative process without me really noticing.
Tidak ada misi tertentu. Just for fun. For me, the process is therapeutic. Biasanya mengerjakan karya sambil mendengar podcast favorit atau playlist musik favorit.
Pengalaman yang paling mengejutkan tentunya ketika karya saya mulai di-share oleh beberapa media online yang kemudian menjadi viral.
Tapi, regardless of viral or not, the fact that people share my works, or maybe tagged their friends on the comment sections, saying how my works are so relatable for them, gives a nice feeling. Those kind of things made me happy. It felt like I was communicating with them with them in some aspect.
When I first started doing the digital collage, I did it merely just for fun. Seiring berjalannya waktu, you’d want to expand more on the ideas without losing much of its identity, so you just have to experiment. Saya memang bisa menggambar dari kecil, tapi menurut saya, willingness to experiment, trying to expand, to constantly question yourself, are important aspects for growing your capabilities as a creator/artist.
Harus sering-sering meluangkan waktu untuk berkarya. And have fun while doing it!
Banyak. Salah satunya, akun @sainthoax is a favorite. Seniman seperti Banksy is still a favorite since I was still in college. DIOR’s collaboration with Hajime Sorayama is insane. I also enjoy The Kardashian sister’s Instagram account, each has its own color scheme, mood and style. That’s dedication, lol.
I had a sculpting phase back then, some of my ideas are best made on that medium. So we’ll see if it’s going to make a comeback.
Baca Juga: 5 Langkah Membuat Ilustrasi Manual Jadi Digital versi Kemas Acil
Sebetulnya saya tidak bermaksud untuk memberi imbuhan masalah sosial/issue tertentu pada karya saya, we all have our own battles and my works are somewhat an escape form for me. But I guess some stuff that I personally experienced, heard or read on the internet, or talked with friends, somehow seeps into that creative process without me really noticing. I first noticed because a lot of people actually DM’d me about this.
Just do it. Do it for yourself first. For your own personal growth. And love what you do.
Regular
Italic
Bold
The rich text element allows you to create and format headings, paragraphs, blockquotes, images, and video all in one place instead of having to add and format them individually. Just double-click and easily create content.
A rich text element can be used with static or dynamic content. For static content, just drop it into any page and begin editing. For dynamic content, add a rich text field to any collection and then connect a rich text element to that field in the settings panel. Voila!
Headings, paragraphs, blockquotes, figures, images, and figure captions can all be styled after a class is added to the rich text element using the "When inside of" nested selector system.