Sebuah ilustrasi dengan tema makanan nusantara menjadi pusat perhatian di media sosial belakangan ini. Saya ingat betul, beberapa hari ini teman-teman saya banyak yang terkesima dengan sebuah animasi pendek dari proses penyajian semangkok bubur ayam yang biasa kita temui di pinggir jalan. Melihat animasi tersebut memberikan saya banyak perasaan hangat mulai dari nostalgia, keseharian, budaya makanan nusantara yang dekat dengan saya–dan saya yakin, untuk banyak orang lain juga.
Animasi bubur ayam tersebut eksekusinya juga mengingatkan saya dengan penggambaran makanan-makanan di film animasi Ghibli yang selalu divisualisasikan dengan amat apik. Tapi, bedanya, ilustrasi serta animasi makanan nusantara ini bukan dibuat oleh studio animasi Ghibli, namun digarap oleh Alfeus Christie, kreator asal Indonesia.
Bekerja di Kuala Lumpur sebagai 2D Game Artist membuat karya-karya dengan tema makanan nusantara menjadi amat penting bagi Alfeus. Lewat karya-karyanya, ia juga ingin mengingatkan para pelancong lainnya akan kehangatan budaya nusantara yang sementara mereka tinggalkan. Selain menjadi 2D Game Artist yang sering fokus dengan background, ia juga menjadi seorang freelance food illustrator.
Baca Juga: Andhika Muksin: Kolase Digital Gabungan Kultur Pop dan Disney!
Melalui Crafters, saya mewawancarai Alfeus untuk mengetahui proses, pengembangan tema serta harapannya untuk industri ilustrasi di Indonesia ke depannya. Berikut wawancara kami.
Sejak kecil, saya memang sudah suka menggambar dan perlahan belajar secara autodidak. Di saat yang sama, saya juga sangat menyukai hal-hal yang berbau teknologi semenjak ayah saya mengenalkan saya ke komputer.
Akhirnya saya mencoba kuliah jurusan Teknik Informatika, namun setelah bekerja beberapa tahun, akhirnya saya lebih cenderung suka ke dunia seni dan akhirnya sampai sekarang saya menekuninya.
Awalnya sih untuk sekadar latihan membuat gambar makanan karena sebelumnya, saya belum pernah belajar membuatnya. Saya juga melihat sepertinya masih jarang kreator yang membuat karya dengan tema makanan Indonesia. Setelah saya buat satu sampai tiga karya, ternyata banyak yang suka serta merespon secara positif. Akhirnya, keterusan deh sampai sekarang.
Lalu untuk animasi, sebenernya saya cuma mau iseng bikin yang kecil-kecilan di mana saya pikir mungkin seminggu bisa selesai. Setelah ditambah detail dan saran dari teman-teman, akhirnya waktu pengerjaan dan prosesnya mendadak jadi panjang. Namun hasilnya memuaskan.
Untuk ilustrasi, saya selalu menggunakan Clip Studio Paint, diselingi dengan Adobe Photoshop untuk finishing. Kalau untuk animasi makanan nusantara (semisal; bubur ayam), saya menggunakan Clip Studio Paint untuk animasinya, lalu digabungkan dan finishing di After Effect.
Sempet kaget, enggak nyangka bakal se-viral ini. Hahaha. Iya, ke depannya mungkin bakal terus menggarap tema santapan-santapan nusantara.
Paling awal pasti nyari atau mungkin dapat ide dulu, lalu nyari-nyari referensi yang pas. Lalu lanjut ke bikin moodboard dan sketsa, baru mulai finishing sampai selesai. Juga nggak harus seni yang dimengerti semua orang, yang penting kita bisa tuang tema itu menjadi hasil karya.
Mungkin lebih ke waktu, ya, karena sebagai ilustrator kita dituntut untuk mengejar dan menata waktu (time management) dengan baik untuk bekerja. Selain itu juga bagaimana kita mencari atau mengolah ide yang didapat agar bisa dituangkan menjadi sebuah karya.
Kebanyakan sih ilustrator-ilustrator background seperti Kazuo Oga, Yoshida Seiji, Tyler Edlin, Ron Dias, dan lain-lain. Karena dasarnya saya memang suka menggambar background. Hahaha.
Baca Juga: Komikazer: Kartunis yang Berani Kritis akan Isu Sosial dan Politik
Awalnya bukan maksud saya secara khusus untuk mengangkat tema makanan nusantara, tapi secara natural memang saya suka dengan makanan Indonesia dengan segala keunikannya yang tidak bisa ditemukan di negara-negara lain. Banyak teman-teman saya di luar negeri yang mengapresiasi karena lewat karya saya, mereka bisa bernostalgia dan membuat rindu akan tanah air. Saya merasa senang sebagai kreator karena hal itu.
Saya ingin melihat hasil-hasil karya kita punya identitas sendiri, dipakai di mana-mana dan menjadi suatu budaya yang berguna untuk kehidupan sehari-hari seperti marka jalan, maskot brand, infografis, dan lain-lain.
Regular
Italic
Bold
The rich text element allows you to create and format headings, paragraphs, blockquotes, images, and video all in one place instead of having to add and format them individually. Just double-click and easily create content.
A rich text element can be used with static or dynamic content. For static content, just drop it into any page and begin editing. For dynamic content, add a rich text field to any collection and then connect a rich text element to that field in the settings panel. Voila!
Headings, paragraphs, blockquotes, figures, images, and figure captions can all be styled after a class is added to the rich text element using the "When inside of" nested selector system.