Kegiatan pemasaran produk dalam dunia digital telah melahirkan banyak profesi baru. Di antaranya ialah profesi copywriter yang memanfaatkan bahasa sebagai instrumen promosi produk atau jasa sebuah brand. Berbeda dengan content writer, produk hasil seorang copywriter atau yang biasanya disebut sebagai copywriting/copy cenderung membangun tindakan langsung (direct action) dari pembacanya, apa pun tujuannya. Seorang copywriter dapat membuat tagline, headline, slogan, hingga naskah promosi radio.
Tingginya permintaan pasar tenaga kerja akan profesi copywriter sekarang ini seolah menjadi pertanda bagi siapapun yang ingin menjalani pekerjaan tersebut untuk lebih mengasah kemampuan mereka. It’s time to level up the game. Bagi kamu yang tertarik menjalani profesi menjadi seorang copywriter atau sudah menjalani pekerjaan tersebut dan ingin melatih diri, inilah beberapa kemampuan yang wajib kamu asah versi Crafters.
Baca Juga: Apa Sih Bedanya Content Writer dan Copywriter?
Sebagian besar porsi pekerjaan seorang copywriter adalah bagaimana caranya meyakinkan audiens agar memilih jasa atau produk yang kamu promosikan. Oleh karenanya, kemampuan untuk memahami pola pikir seseorang sangatlah penting dalam pekerjaan copywriter.
Jika kamu ingin membuat copy (istilah untuk menyebut materi tulisan dalam kegiatan pemasaran) yang mendorong audiens melakukan sesuatu, maka copy yang kamu buat haruslah tepat sasaran.
Ambil contoh ketika kamu mengerjakan copywriting untuk produk asuransi. Pengguna asuransi jarang mencari informasi mengenai produk tersebut seperti mencari makanan. Mereka yang mencari informasi tentunya memiliki dorongan untuk mengamankan diri dan keluarga dari segi finansial. Oleh karenanya, copywriting yang tepat tentunya akan menjawab harapan si pengguna asuransi seperti yang dilakukan oleh brand asuransi asal Thailand ini.
Sama seperti seorang penulis buku yang memiliki jargon “show not tell” dalam menyampaikan informasi, seorang copywriter yang baik memiliki prinsip “compel and sell” (“mendorong dan menjual”). Maka dari itu, kamu harus mulai memahami hal-hal apa saja yang mampu membuat seseorang mengambil keputusan untuk bertindak.
Demi menghadirkan hasil pekerjaan yang memuaskan, seorang copywriter harus memahami apa yang tengah ia tulis. Itu artinya kamu dituntut untuk menjadi seorang peneliti yang mampu mencacah brief, menginvestigasi, mencari, dan menganalisa segala macam informasi berkaitan dengan produk, brand, serta audiens mereka.
Penelitian yang efektif tidak hanya sebatas mencari berdasarkan kata kunci di kotak pencarian Google. Kamu juga bisa melakukan wawancara dengan brand dan beberapa audiens mereka untuk menggali pengetahuan yang lebih mendalam.
Kemampuan copywriter hampir selalu menyesuaikan kebutuhan audiens dan mesin pencari. Meski demikian ada satu kemampuan yang tidak pernah akan berubah: seorang copywriter harus membuat sesuatu yang baru.
Salah satu tantangan yang dihadapi para penulis adalah tawaran ide baru. Ide-ide yang muncul dalam kepalamu bisa saja pernah dilakukan, dicoba, dan didaur ulang 500 kali oleh banyak orang. Berusaha keluar dari ide-ide tersebut dan memaksakan diri untuk membuat sesuatu bisa saja membuat kamu mengalami writer’s block. Jadi, bagaimana caranya kamu bisa menulis sesuatu yang baru, menyenangkan, dan menarik ketika hampir seluruh audiens yang kamu tuju tidak sepenuhnya peduli terhadap produk yang kamu promosikan?
Dari Express Writers, kami merangkum beberapa cara menghasilkan lebih banyak ide yang dapat diaplikasikan ke dalam proses pembuatan copy untuk copywriter:
Setelah memahami kondisi pola pikir audiens yang dituju dan mendapatkan serangkaian informasi sehubungan dengan produk, brand, dan audiens, selanjutnya kamu harus mampu bercerita dalam bahasa yang dipahami audiens. Seorang copywriter legendaris David Ogilvy pernah berkata, “Jika kamu ingin meyakinkan seseorang untuk melakukan sesuatu, atau membeli sesuatu, menurut saya kamu harus menggunakan bahasa mereka; bahasa yang mereka gunakan setiap harinya, bahasa yang mereka gunakan untuk berpikir.”
Copy berkualitas, entah itu copy iklan, ebook, blog, atau headline, lebih efektif ketika dibuat dengan memikirkan pilihan kata audiens yang dituju saat berpikir, berbicara, dan mencari sesuatu. Upaya-upaya menghasilkan copy tanpa memikirkan kecenderungan audiens cenderung meleset dari tujuan awal pembuatan copy.
Baca Juga: 5 Kemampuan yang Wajib Diasah oleh Content Writer
Agar bisa menulis sesuatu yang dapat menjual, kamu diharuskan mampu menyentuh emosi audiens. Menurut Peter Noel Murry, Ph.D di Psychology Today, empati dapat menambah efektivitas sebuah copy sebesar tiga kali lipat. Oleh karenanya, jangan takut untuk menggunakan kata-kata yang mencerminkan perasaan seperti bahagia, kesedihan, kegagalan, ketakutan, dan kepercayaan audiens yang kamu tuju. Dengan menggunakan kekuatan empati, kamu dapat menggerakkan audiens untuk mencapai tujuan pembuatan copy tersebut dan tentunya memperbesar kemungkinan mereka menuruti Call-to-Action kamu.
Setelah kamu mengetahui kemampuan yang penting dikuasai oleh copywriter, sekarang waktunya latihan. Sama seperti menulis pada umumnya, perlu waktu untuk menyempurnakan kemampuanmu sebagai copywriter dan jangan pernah merasa puas.
Copywriter yang hebat adalah mereka yang selalu mencari inovasi dan cara untuk berkembang. Dengan menanamkan pola pikir yang sama, kamu pun bisa menjadi seorang copywriter yang andal.
Regular
Italic
Bold
The rich text element allows you to create and format headings, paragraphs, blockquotes, images, and video all in one place instead of having to add and format them individually. Just double-click and easily create content.
A rich text element can be used with static or dynamic content. For static content, just drop it into any page and begin editing. For dynamic content, add a rich text field to any collection and then connect a rich text element to that field in the settings panel. Voila!
Headings, paragraphs, blockquotes, figures, images, and figure captions can all be styled after a class is added to the rich text element using the "When inside of" nested selector system.