Di samping banyaknya pertimbangan ketika kita memilih sebuah tempat makan atau restoran, apalagi untuk acara spesial atau sekadar hangout bersama teman-teman, ada kebutuhan-kebutuhan penting yang membayangi. Salah satu yang cukup mempengaruhi keputusan, mungkin tampilan tempat itu sendiri. Banyak orang sibuk mencari sebanyak mungkin tempat-tempat Instagramable, yang memiliki background yang bagus ketika difoto. Tapi, untuk sekumpulan orang lainnya, hal ini tidak terlalu penting. Yang mungkin lebih penting adalah membuka aplikasi Zomato atau sejenisnya untuk melihat menu dan tampilan makanan yang akan kita pesan nantinya di restoran.
Baca Juga: 5 Trik Hasilkan Foto Produk dengan Budget Terbatas
Jangan diremehkan, pengambilan foto-foto makanan yang berhasil menggugah selera itu bukan profesi asal-asalan. Di baliknya, ada fotografer makanan atau food photographer andal yang semaksimal mungkin membuat makanan tersebut berhasil menggugah siapa pun yang melihatnya jadi penasaran mencoba. Bayangkan saja banyaknya tantangan yang dihadapi oleh sang fotografer saat hendak memotret sebuah makanan. Mulai dari elemen-elemen penting yang ingin ditonjolkan hingga pengaruh karyanya dalam decision making seorang calon pembeli makanan.
Food photography sendiri adalah sebuah genre fotografi yang dimaksudkan untuk menangkap foto makanan semenarik mungkin untuk membuat orang tertarik untuk membeli. Ini penting. Bayangkan saja, jika kamu datang ke sebuah restoran, membaca menu tanpa dapat melihat referensi foto dari makanan tersebut?
Nah, jika bicara food photographer di Indonesia sendiri, pasti banyak yang mendapatkan inspirasi dari Fellexandro Ruby atau yang lebih dikenal dengan akun Instagram @captainruby. Ia juga, adalah sosok di balik blog Wanderbites. Profesionalitas yang dihadirkan oleh Fellexandro bukan tanpa usaha. Sejak tahun 2009, ia telah mengembangkan kemampuannya sebagai food photographer. Selama bertahun-tahun perjalanan kariernya juga, ia telah menemukan beberapa poin penting yang harus diperhatikan dalam food photography.
Crafters mewawancarai Fellexandro Ruby untuk belajar mengenai 5 hal penting yang perlu diperhatikan para food photographer dalam memotret makanan. Inilah 5 hal penting tersebut.
“Seperti arti namanya, fotografi adalah seni melukis dengan cahaya. Painting with light. Jadi, kalau enggak ada cahayanya, cahayanya gak bagus atau cahayanya enggak proper—forget about it. Nah, jadi, gimana caranya untuk mendapatkan cahaya yang baik untuk food photography?
Untuk saya, paling aman adalah mengambil cahaya natural yaitu cahaya matahari yang sudah ter-filter oleh jendela. Jadi, bukan cahaya matahari langsung yang cahayanya keras dan bayangannya tebal. Tapi, cari cahaya matahari yang tidak langsung dan soft. Itu yang pertama,”
Lihat fotografer yang tergabung dalam jejaring GetCraft!
“Kedua, setelah tahu sumber cahayanya, sekarang kita perhatikan arah cahayanya. Arah cahaya yang baik, ya kalau untuk makanan adalah cahaya dari samping atau dari belakang. Kalau saya bilangnya ‘KKB’ (Kiri, Kanan, Belakang). Baru kita perhatikan tiga hal lainnya,”
“Warna artinya? Pastikan kalau makanan yang kita foto punya kombinasi warna yang menarik, yang engaging, yang bikin ngiler—kalau belum, coba tambahkan. Kita bisa mengakalinya dengan apa? Bisa dengan menambahkan ingredients baru, garnish, atau bisa juga dengan tambahan mood atau ambience yang bisa dibentuk lewat props saat pemotretan,”
“Tekstur. Jadi, sering sekali kita tidak memperhatikan tekstur. Jadi, segala sesuatu yang kelihatan—yang makanannya “kriuk” harus kelihatan tekstur kriuk-nya. Yang bergelombang, yang kenyal harus kelihatan teksturnya juga. Caranya, posisi cahaya kita coba mainkan, digeser dan objek makanannya bisa digeser agar bisa menangkap tekstur makanan tersebut,”
Baca Juga: 5 Aplikasi Edit Foto Terbaik versi Commaditya!
“Volume artinya: tebal tipisnya, besar kecilnya sebuah makanan, itu akan mempengaruhi pengalaman orang untuk makan dan decision making yang mereka buat.
Kalau kita memotret makanan yang sebenarnya porsinya besar, tapi kita taruh dalam piring yang jauh lebih besar, ketika difoto, karena kita mau memasukkan semuanya dalam frame, nanti makanannya jadi kelihatan kecil.
Yang tadinya orang merasa worth it untuk bayar segitu untuk dapat makanan yang besar, mereka bisa jadi merasa porsinya kecil. Nah, sebaliknya juga begitu. Jadi, penting untuk kita di dalam foto itu memberikan objek pembanding. Misal, dengan menambahkan gelas, tangan, ambience lain yang bisa memberikan orang soal referensi ukuran—referensi tebal-tipis dan besar-kecilnya.
Nah, kalau semua itu tercapai, hopefully, makanan yang kita potret akan tampil menggugah. Makanannya akan membuat orang tergerak untuk make decision untuk membeli. Foto yang baik biasanya mempercepat proses pengambilan keputusan seseorang untuk mau coba atau enggak dan mau beli atau enggak.”
Regular
Italic
Bold
The rich text element allows you to create and format headings, paragraphs, blockquotes, images, and video all in one place instead of having to add and format them individually. Just double-click and easily create content.
A rich text element can be used with static or dynamic content. For static content, just drop it into any page and begin editing. For dynamic content, add a rich text field to any collection and then connect a rich text element to that field in the settings panel. Voila!
Headings, paragraphs, blockquotes, figures, images, and figure captions can all be styled after a class is added to the rich text element using the "When inside of" nested selector system.